August 13, 2025
Emergency Declaration

Oke, jadi waktu itu saya duduk santai di ruang tamu, nyari film Korea yang beda dari biasanya. Lagi bosan sama yang romantis-romantis, dan tiba-tiba muncul Emergency Declaration. Dari poster aja udah bikin penasaran: ada pesawat, ada ekspresi tegang, dan cast-nya? Wah, gila, full bintang papan atas! Langsung saya putar tanpa mikir dua kali.

Movie ini dimulai dengan nuansa tenang. Seorang ayah, In-ho (diperankan oleh Song Kang-ho), yang juga detektif, mengantar anaknya ke bandara. Tapi dari awal, udah berasa ada yang nggak beres. Kamera banyak nunjukin ekspresi mencurigakan dari salah satu penumpang, Jin-seok (Yim Si-wan). Dan benar saja, saat pesawat sudah mengudara, semua berubah jadi mimpi buruk.

Ternyata Jin-seok menyebarkan virus biologis yang mematikan di dalam kabin pesawat. Bayangin deh, lo udah terbang ribuan kaki di atas langit, lalu tahu ada virus menyebar dan nggak ada tempat buat kabur. Panik? Jelas. Di sinilah film ini mulai mengocok perasaan. Dari penumpang biasa sampai awak kabin, semuanya dilanda ketakutan dan keputusasaan.

Dan nggak cuma itu. Pemerintah di bawah tekanan media, opini publik, dan tekanan moral juga harus memutuskan apakah pesawat ini boleh mendarat atau tidak. Ini bukan soal kemanusiaan aja, tapi soal penyelamatan yang bisa berdampak global.

Gila sih, film ini nggak cuma tentang bencana, tapi juga tentang choice under pressure — keputusan-keputusan moral dalam situasi ekstrem.

Apa yang Membuat Emergency Declaration Sangat Disukai?

Sinopsis Emergency Declaration, Film Korea Menegangkan dan Kompleks - Gaya Hidup Katadata.co.id

Jujur aja ya, setelah nonton film ini, saya langsung paham kenapa banyak orang kasih rating tinggi. Bukan cuma karena aktornya keren-keren, tapi karena film ini berani menyentuh hal-hal yang “dekat” tapi jarang diangkat Wikipedia.

Pertama, temanya sangat relevan dengan dunia sekarang. Setelah pandemi COVID-19, kita semua lebih peka dengan kata “virus” dan “isolasi”. Emergency Declaration benar-benar memanfaatkan ketakutan kolektif itu. Rasanya realistis, menohok, dan bahkan menyentuh trauma global.

Kedua, drama emosionalnya dapet banget. Misalnya, adegan ketika salah satu penumpang akhirnya harus mengorbankan diri demi keselamatan orang lain. Saya yang nonton cuma bisa bilang, “Wah, ini nggak cuma action, ini drama manusia.”

Lalu, yang bikin tambah disukai: ini bukan film pahlawan-pahlawanan. Tokohnya manusia banget. Mereka takut, mereka bingung, bahkan pemerintah pun gamang. Rasanya kayak, “Eh ini mah bisa kejadian beneran!”

Saya rasa banyak orang suka film ini karena akhirnya bisa relate: soal kepercayaan, kepanikan massal, dan bagaimana seseorang tetap manusiawi di situasi paling buruk sekalipun.

Keseruan Emergency Declaration yang Bikin Gigit Bantal

Saya tuh bukan tipe yang gampang tegang nonton film. Tapi Emergency Declaration bikin saya terdiam di sofa selama dua jam lebih, nggak bisa ngapa-ngapain selain nahan napas. Ada beberapa adegan yang bener-bener bikin keringat dingin ngucur.

Misalnya, waktu virus mulai menyebar dan orang-orang mulai jatuh satu per satu. Napas berat, batuk-batuk, panik. Lalu ada ketegangan diplomatik ketika beberapa negara menolak pesawat itu mendarat. Bayangin jadi penumpangnya. Dikelilingi kematian, tapi nggak boleh turun.

Dan yang paling saya suka adalah bagaimana mereka bikin ruang kabin jadi arena tegang. Nggak ada senjata, nggak ada kejar-kejaran, tapi tekanan psikologisnya dapet banget. Apalagi interaksi antar penumpang. Ada yang saling bantu, ada yang mulai saling curiga.

Ada satu momen juga waktu pilotnya harus memutuskan apakah dia akan mendarat darurat dengan risiko gagal atau tetap terbang dan membiarkan penumpang perlahan sekarat. Waduh, saya sebagai penonton cuma bisa geleng-geleng.

Ini bukan film yang santai nontonnya, tapi serius… seru banget! Kalo kamu cari film yang bisa bikin jantung lari maraton, ini dia jawabannya.

Karakter-Karakter yang Mencuri Perhatian

Emergency Declaration” (2021) Review | by Doris Cho | Medium

Kalo kita ngomong soal film Korea, akting itu penting banget. Dan di sini, bener-bener semua pemain tampil maksimal.

  • Song Kang-ho sebagai detektif In-ho: menurut saya dia adalah jantung moral film ini. Dia nggak ada di dalam pesawat, tapi perjuangannya untuk menyelamatkan orang-orang termasuk anaknya sendiri, bikin film ini jadi lebih emosional. Ada rasa powerless tapi tetep ngotot — tipikal ayah banget!

  • Lee Byung-hun sebagai Ja-hyuk, mantan pilot yang terjebak dalam penerbangan itu: wah, akting dia di sini tuh understated tapi dalam. Dia seperti antihero, punya masa lalu yang kelam, tapi berusaha menebusnya.

  • Yim Si-wan sebagai pelaku teror Jin-seok: nah ini nih yang bikin merinding. Dia tampil polos tapi penuh ancaman. Senyumnya dingin, tatapannya kosong, dan alasannya melakukan teror itu bikin mikir: “Jadi villain itu kadang karena dunia terlalu kejam.”

  • Jeon Do-yeon sebagai Menteri Transportasi: dia nggak cuma duduk di balik meja. Ada banyak dilema yang dia bawa — sebagai pemimpin, sebagai manusia, dan sebagai wanita di tengah sistem birokrasi yang keras.

Menurut saya, film ini berhasil banget karena ensemble cast-nya solid. Nggak ada yang overacting. Semuanya pas, realistis, dan bikin kita percaya ini bukan film, tapi kejadian nyata.

Review Jujur: Emergency Declaration, Worth It atau Nggak?

Kalau ditanya apakah film ini layak ditonton, jawaban saya: YES. Tapi siap-siap aja, ini bukan film buat nyantai atau sekadar hiburan. Ini film yang “menantang” secara emosional.

Dari segi teknis, film ini juara. Sinematografi bagian dalam pesawat detail banget. Goyangan turbulensi, pencahayaan suram, bahkan suara-suara kecil dalam kabin kerasa banget atmosfernya. Musik latar juga menambah ketegangan, tapi nggak lebay.

Apakah ada kekurangannya? Ada dong. Beberapa bagian menurut saya agak lambat, terutama di awal. Mungkin mereka ingin membangun tensi perlahan, tapi bagi sebagian penonton bisa terasa draggy. Juga, durasinya lumayan panjang, jadi jangan nonton kalau lagi ngantuk, ya.

Namun, nilai lebihnya jauh lebih besar. Saya belajar banyak dari film ini, salah satunya adalah bahwa manusia di saat krisis bisa berubah drastis — jadi egois, jadi pahlawan, atau malah menyerah.

Pelajaran yang Saya Ambil dari Emergency Declaration

Kalau kamu kira film ini cuma tentang virus dan pesawat, kamu salah besar. Ini film tentang bagaimana manusia bereaksi dalam tekanan ekstrem.

Saya jadi mikir, gimana kalau saya sendiri di posisi itu? Apa saya akan bantu orang lain, atau malah egois? Apa saya bakal bisa tetap tenang, atau langsung panik? Dan lebih penting lagi: seberapa besar kepercayaan kita terhadap sistem, pemerintah, dan orang lain di sekeliling kita?

Emergency Declaration ngajarin saya bahwa di balik keputusan besar, selalu ada sisi kemanusiaan. Bahwa rasa takut itu wajar, tapi jangan sampai bikin kita kehilangan empati.

Tips Sebelum Nonton Emergency Declaration

Sedikit tips dari saya, kalau kamu mau nonton film ini:

  1. Tonton saat fokus penuh. Jangan sambil main HP atau makan berat. Kamu bakal kelewatan nuansa kecil yang penting.

  2. Pakai headset kalau nonton di HP. Biar suara efeknya kerasa maksimal.

  3. Ajak teman nonton bareng. Seru buat diskusi habis nonton — dan bisa saling bantu kalau ada yang deg-degan.

  4. Jangan baper. Film ini emosional banget, jadi siapin tisu ya.

Layak Nonton atau Skip?

Kalau kamu cari tontonan Korea yang beda dari biasanya — bukan melodrama atau romcom, tapi punya bobot moral dan ketegangan psikologis — maka Emergency Declaration adalah pilihan tepat.

Film ini berhasil menggabungkan thriller, drama, dan kritik sosial secara seimbang. Dan bagi saya, ini salah satu film Korea terbaik dalam genre bencana yang pernah saya tonton.

Jadi ya, tonton aja. Tapi jangan salahkan saya kalau kamu jadi nggak nyaman naik pesawat seminggu setelahnya ya

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Mercy for None: Film Aksi Gelap yang Bikin Kita Bertanya Tentang Maaf disini

About The Author