Kalau ngomongin musik Indonesia belakangan ini, nama Sara Fajira pasti nyelip di pikiran banyak orang. Saya masih inget pertama kali dengar suaranya waktu lagu “Lathi” bareng Weird Genius viral gila-gilaan. Jujur, awalnya saya pikir itu penyanyi luar negeri karena suaranya tebal, penuh emosi, dan ada vibe internasionalnya. Eh ternyata, dia asli Surabaya. Dari situ saya langsung mikir, “wah, ini bakalan jadi salah satu bintang besar kita.”
Awal Kenal dan Kesan Pertama
Saya bukan tipe orang yang gampang nge-fans sama penyanyi baru. Tapi begitu denger Sara nyanyi, rasanya beda. Ada semacam energi yang nggak dipaksain. Bahkan kalau lagi bawain lagu tradisional dengan sentuhan modern, dia bisa bikin kita merinding. Saya pernah iseng muter lagunya buat anak-anak di rumah, mereka langsung bengong, kayak kena hipnotis sama suara mistisnya. Aneh tapi keren Wikipedia
Waktu baca-baca tentang dirinya, saya baru tahu kalau Sara itu memang udah lama banget berkecimpung di musik. Dari kecil sering ikut kompetisi nyanyi, sampai akhirnya bisa ketemu jalannya di dunia musik profesional. Itu bikin saya mikir, oh pantesan, dia bukan penyanyi instan. Ada jam terbang panjang di balik suaranya yang matang itu.
Perjalanan Karier
Kalau ditarik garis, karier Sara Fajira tuh kayak roller coaster. Dari awalnya cuma tampil di ajang lokal, sampai akhirnya bisa booming lewat kolaborasi. Lagu “Lathi” jadi titik balik terbesar, menurut saya. Lagu itu bukan cuma sekadar viral, tapi juga bikin dunia tahu kalau musik Indonesia bisa punya identitas unik. Campuran EDM, bahasa Jawa, plus vokal powerful Sara? Itu paket lengkap yang jarang banget kita lihat.
Saya sempat baca wawancara dia, katanya proses rekaman “Lathi” nggak gampang. Dia harus masukin emosi dan ekspresi yang kadang bikin capek secara mental. Dan jujur, itu keliatan. Suara dia bukan cuma sekadar nyanyi nada, tapi kayak menyalurkan perasaan yang dalam banget. Dari situ saya belajar satu hal: musik yang kena di hati orang itu datang dari ketulusan.
Gaya Musik yang Berbeda
Salah satu hal yang bikin Sara menonjol adalah gaya musiknya. Dia nggak sekadar nyanyi pop standar, tapi bisa lompat-lompat dari genre. Kadang kita denger dia bawain elektronik, kadang R&B, kadang ada sentuhan tradisional. Dan anehnya, semua pas di dia. Saya jadi mikir, ini anak kayak punya “warna suara” yang elastis banget. Mau dibawa kemana aja, nyambung.
Ada satu momen yang saya inget banget. Waktu itu saya lagi nyetir malam-malam, terus muter lagunya Sara Fajira di Spotify. Rasanya kayak ditemani sahabat lama, meskipun saya nggak kenal dia secara pribadi. Itu pengalaman yang saya rasa juga dialami banyak orang: musiknya Sara Fajira bisa bikin kita merasa “connected”.
Sisi Personal yang Menginspirasi
Kalau kita lihat sosok Sara Fajira di media sosial, dia bukan tipe artis yang terlalu jaga image. Kadang kocak, kadang nyeleneh, tapi juga serius kalau lagi ngomongin karya. Itu bikin dia keliatan manusiawi banget. Saya pribadi suka artis yang begini, nggak selalu tampil sempurna, tapi jujur sama dirinya sendiri.
Saya pernah bikin kesalahan kecil, semacam mikir kalau jadi penyanyi itu gampang—tinggal punya suara bagus, selesai. Tapi setelah ngikutin cerita Sara, saya sadar bahwa ada perjuangan mental di baliknya. Ada latihan keras, ada tekanan publik, ada rasa takut gagal. Dan dia tetep bisa berdiri tegak. Dari situ saya belajar: passion itu bukan sekadar cinta, tapi juga konsistensi bertahan walaupun susah.
Kolaborasi dan Dampak Internasional
Salah satu alasan kenapa Sara Fajira bisa bersinar adalah kolaborasinya. Nggak cuma dengan Weird Genius, tapi juga musisi lain yang membawa warna baru. Bahkan ada beberapa project yang bikin dia dikenal di luar negeri. Itu langkah besar buat musisi muda Indonesia. Kadang kita suka minder sama artis luar, padahal kenyataannya kita juga punya banyak talenta yang nggak kalah. Sara jadi bukti nyata kalau musik Indonesia bisa bersaing global.
Pelajaran yang Bisa Dipetik
Dari ngikutin perjalanan Sara Fajira, saya dapet beberapa pelajaran penting:
Jangan takut beda. Sara Fajira nggak mencoba meniru penyanyi lain, dia justru main di jalannya sendiri. Itu yang bikin dia menonjol.
Ketekunan itu kunci. Dari kecil udah latihan, ikut lomba, sampai akhirnya berhasil. Nggak ada yang instan.
Budaya itu kekuatan. Suara tradisional yang dia bawa jadi daya tarik, bukan beban. Justru bikin musiknya unik.
Autentik itu penting. Kita bisa lihat dia nggak sok keren, tapi apa adanya. Itu yang bikin orang suka.
Kadang saya suka mikir, seandainya saya dulu konsisten ngejar mimpi kayak Sara, mungkin jalan hidup saya juga beda. Tapi ya udah lah, at least saya bisa belajar dari ceritanya.
Refleksi Pribadi
Nulis tentang Sara Fajira ini bikin saya agak nostalgia. Saya inget waktu masih muda, pernah coba-coba main band. Gagal total sih, karena nggak pernah latihan serius. Tapi ketika lihat sosok seperti Sara, saya sadar betapa besar peran disiplin. Nggak cuma soal bakat, tapi kerja keras di balik layar. Jadi ya, meski saya nggak jadi musisi, saya tetap bisa bawa pelajaran itu ke bidang lain. Termasuk menulis blog ini.
Sara juga ngasih inspirasi soal keberanian untuk nunjukin identitas. Kadang kita terlalu sibuk menyesuaikan diri sama tren, sampai lupa sama ciri khas kita. Padahal justru dari keaslian itu, orang jadi inget. Kalau di dunia blogging, itu artinya nulis dengan suara sendiri, bukan cuma copy-paste gaya orang lain.
Penutup
Buat saya, Sara Fajira bukan sekadar penyanyi muda, tapi representasi anak bangsa yang berani tampil beda. Dia nunjukin kalau musik Indonesia punya potensi besar, asal berani eksplorasi. Perjalanan kariernya penuh pelajaran, dari kegigihan, kreativitas, sampai kejujuran dalam berkarya.
Dan kalau boleh jujur, saya nunggu banget karya-karya dia berikutnya. Karena saya yakin, setiap kali Sara buka suara, selalu ada sesuatu yang bikin kita berhenti sejenak dan dengerin lebih dalam.
Baca fakta seputar : Biography
Baca juga artikel menarik tentang : Fanny Soegi: Suara Syahdu dari Soegi Bornean yang Menyentuh Hati
