
Roti John Kalau kamu penggemar kuliner jalanan yang unik, pasti pernah dengar nama Roti John. Roti ini bentuknya panjang, mirip sandwich raksasa, tapi rasanya beda banget dari roti lapis biasa. Campuran telur, daging cincang, saus, dan roti lembut bikin setiap gigitannya terasa gurih, manis, dan sedikit pedas — perpaduan rasa yang benar-benar bikin nagih.
Menariknya, meskipun populer di Indonesia dan Malaysia, sedikit orang tahu kalau asal-usul Roti John punya cerita panjang yang cukup unik. Aku sendiri pertama kali kenal Roti John waktu kuliah di Yogyakarta, lewat pedagang kaki lima di depan kampus. Sejak gigitan pertama, aku langsung jatuh cinta. Tapi setelah itu, rasa penasaran wikipedia muncul — siapa sebenarnya “John” di balik nama roti ini?
Nah, di artikel ini aku bakal mengajakmu menyelami sejarah, variasi, cara membuat, dan kenapa Roti John bisa jadi primadona di berbagai negara Asia Tenggara. Yuk, kita mulai!
Asal-Usul Nama “Roti John” yang Unik
Banyak orang mengira Roti John berasal dari Inggris karena ada kata “John” di dalamnya. Padahal, makanan ini justru lahir di Singapura, sekitar tahun 1960-an. Konon, pada masa itu, ada seorang penjual makanan Melayu yang sering dikunjungi oleh orang Inggris. Salah satu pelanggan bule itu ingin makan burger, tapi bahan bakunya terbatas. Akhirnya sang penjual membuat roti isi telur dan daging cincang, lalu menyajikannya di dalam roti panjang — mirip hotdog, tapi dengan sentuhan lokal.
![]()
Setelah sang bule menikmatinya, penjual itu berteriak ke dapur sambil berkata, “Roti untuk John!” Lama-kelamaan, sebutan itu melekat, dan lahirlah nama Roti John. Lucu, ya? Dari momen spontan itu, muncul makanan legendaris yang kini dikenal di berbagai negara.
Namun, perjalanan Roti John tidak berhenti di sana. Dari Singapura, makanan ini menyebar ke Malaysia, Brunei, hingga Indonesia. Setiap negara punya versi sendiri dengan rasa khas yang menyesuaikan lidah lokal.
Roti John di Indonesia: Antara Cita Rasa dan Kreativitas
Di Indonesia, Roti John berkembang pesat sejak pertengahan 2010-an. Awalnya cuma ada di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Tapi sekarang, bahkan di kota kecil pun sudah banyak pedagang kaki lima yang menjualnya.
Yang menarik, orang Indonesia nggak pernah kehabisan ide. Kalau di Singapura Roti John biasanya cuma berisi telur dan daging cincang, di sini isiannya bisa lebih “heboh”. Mulai dari keju leleh, sosis jumbo, ayam pedas, daging asap, hingga varian seafood. Bahkan, ada juga Roti John rasa manis dengan topping cokelat dan keju — kombinasi yang jarang ditemukan di negara lain.
Aku masih ingat betul, waktu pertama kali mencicipi versi pedasnya di sebuah food truck di Bandung. Begitu roti itu disajikan, aromanya langsung menggoda. Begitu digigit, rasa pedas dari sambal homemade-nya berpadu sempurna dengan gurihnya telur dan daging sapi. Setiap suapan bikin aku makin penasaran — “Kenapa bisa seenak ini, ya?”
Jawabannya ternyata sederhana: Roti John di Indonesia berkembang lewat kreativitas pedagang lokal. Mereka nggak takut bereksperimen dengan rasa. Dan justru karena itu, variasi Roti John di Indonesia terasa sangat kaya dan dinamis.
Rahasia Kelezatan Roti John: Dari Roti hingga Sausnya
Kalau kamu pernah mencoba membuat Roti John sendiri di rumah, kamu pasti tahu bahwa kuncinya bukan cuma di isiannya. Ada tiga hal utama yang menentukan kelezatannya: roti, telur, dan saus.
1. Roti Panjang yang Lembut tapi Kokoh
Jenis roti yang biasa digunakan adalah roti panjang seperti baguette, tapi versi yang lebih empuk. Roti ini harus punya tekstur lembut supaya enak digigit, tapi tetap kuat menahan isiannya yang banyak dan basah. Kalau rotinya terlalu lembek, dijamin bakal berantakan waktu dimakan.
2. Telur dan Daging: Duo Gurih yang Nggak Tergantikan
Campuran telur dan daging adalah jiwa dari Roti John. Biasanya, telur dikocok bersama daging cincang, lalu langsung digoreng di atas teflon. Setelah setengah matang, roti diletakkan di atasnya supaya menyerap aroma dan minyak gurihnya. Teknik ini bikin rasa roti lebih “nyatu” dan wangi menggoda.
3. Saus Rahasia
Nah, bagian ini yang paling seru. Setiap penjual punya “saus rahasia” sendiri. Ada yang pakai campuran mayones dan saus sambal botolan, ada juga yang bikin saus spesial dari tomat segar, bawang putih, dan gula aren. Saus inilah yang memberikan ciri khas pada setiap Roti John.
Kalau kamu mau bereksperimen, coba tambahkan sedikit saus barbeque atau mustard. Rasanya bakal naik level!
Cara Membuat Roti John di Rumah
Banyak orang mengira membuat Roti John itu susah. Padahal, kalau kamu tahu caranya, justru sangat sederhana. Berikut resep dasar yang bisa kamu coba.
Bahan-Bahan:
2 buah roti panjang (panjang sekitar 20–25 cm)
3 butir telur
100 gram daging sapi cincang (bisa diganti ayam atau tuna)
2 sdm bawang bombay cincang
1 sdm margarin atau mentega
Garam, lada, dan penyedap secukupnya
Saus sambal, mayones, dan saus tomat (secukupnya)
Langkah Membuat:
Kocok telur bersama garam, lada, dan sedikit penyedap.
Masukkan daging cincang dan bawang bombay ke dalam kocokan telur, aduk rata.
Panaskan margarin di atas teflon, lalu tuangkan adonan telur-daging ke atasnya.
Saat adonan setengah matang, letakkan roti panjang di atasnya, tekan sedikit agar menempel.
Balik perlahan hingga sisi roti sedikit kecokelatan.
Angkat, lalu beri saus sesuai selera.
Potong menjadi beberapa bagian, dan sajikan hangat.
Mudah, kan? Dengan bahan sederhana, kamu bisa menikmati sensasi Roti John rumahan yang nggak kalah lezat dari versi kaki lima.
Variasi Populer Roti John yang Wajib Kamu Coba
Roti John punya banyak versi menarik. Beberapa bahkan viral di media sosial karena tampilannya menggoda. Berikut beberapa varian populer yang bisa kamu coba:
Roti John Mozarella Meltdown
Varian ini pakai keju mozarella yang melimpah. Begitu digigit, kejunya langsung meleleh. Cocok buat pencinta keju sejati.Roti John Pedas Level Neraka
Biasanya dijual oleh pedagang yang berani menantang pembeli. Saus sambalnya bisa bikin keringat bercucuran, tapi tetap bikin ketagihan.Roti John Ayam Geprek
Versi ini benar-benar Indonesia banget. Potongan ayam geprek diletakkan di dalam roti bersama telur dan saus. Rasanya unik, gurih, dan renyah.Roti John Manis Cokelat Keju
Buat yang suka makanan manis, versi ini wajib dicoba. Telur diganti dengan olesan cokelat, lalu diberi taburan keju dan meses. Cocok untuk sarapan atau camilan sore.Roti John Seafood Delight
Berisi udang, cumi, dan sedikit saus tartar. Rasanya mewah dan cocok buat kamu yang bosan dengan daging sapi.
Kenapa Roti John Begitu Populer?
Ada beberapa alasan kenapa Roti John bisa begitu digemari di berbagai kalangan.
1. Praktis dan Mengenyangkan
Dengan satu porsi Roti John, kamu bisa kenyang sampai berjam-jam. Ini karena kombinasi karbohidrat dari roti, protein dari telur dan daging, serta lemak dari saus. Sempurna buat sarapan cepat atau makan malam ringan.
2. Harga Terjangkau
Di Indonesia, harga Roti John berkisar antara Rp15.000 sampai Rp30.000. Dengan porsi besar, harga itu jelas sepadan. Bahkan, beberapa pedagang menjual ukuran jumbo yang bisa dimakan berdua.
3. Rasa yang Fleksibel
Roti John bisa dimodifikasi sesuai selera. Mau pedas, manis, asin, gurih, atau bahkan vegetarian — semuanya bisa. Fleksibilitas inilah yang bikin Roti John selalu relevan dengan tren kuliner baru.
4. Mudah Dibuat
Tidak butuh alat mahal atau bahan langka. Bahkan di dapur kecil pun kamu bisa membuatnya. Karena itulah, banyak UMKM kuliner yang memilih John’s Bread sebagai menu utama.
Tips Membuat John’s Bread Anti Gagal

Supaya hasilnya maksimal, ada beberapa tips yang bisa kamu ikuti:
Gunakan teflon lebar agar telur bisa menyebar rata.
Jangan terlalu banyak minyak, cukup margarin saja agar rasa lebih ringan.
Pastikan roti sedikit ditekan saat dipanggang supaya menempel sempurna.
Sajikan segera setelah matang agar tekstur rotinya tetap renyah di luar dan lembut di dalam.
Kalau mau jualan, gunakan kertas roti khusus agar tampilannya lebih menarik.
John’s Bread dalam Budaya Kuliner Modern
Seiring waktu, John’s Bread nggak cuma jadi jajanan malam pinggir jalan. Kini, banyak kafe dan restoran modern yang memasukkan menu ini ke dalam daftar hidangan mereka. Tentunya dengan tampilan lebih elegan — disajikan di atas piring besar dengan salad segar dan kentang goreng.
Fenomena ini menunjukkan satu hal: kuliner jalanan bisa naik kelas tanpa kehilangan identitasnya.
John’s Bread adalah bukti bahwa kreativitas kuliner lokal mampu menembus batas tren dan waktu. Bahkan, banyak influencer kuliner di TikTok dan Instagram yang menjadikannya konten viral karena tampilannya yang menggoda kamera.
Kesimpulan: John’s Bread, Simbol Cita Rasa dan Inovasi
Setelah mengenal sejarah, resep, hingga keunikan rasanya, kita bisa simpulkan bahwa John’s Bread bukan sekadar roti isi telur. Ia adalah simbol dari kreativitas dan adaptasi budaya kuliner di Asia Tenggara. Dari asalnya di Singapura hingga popularitasnya di Indonesia, John’s Bread telah melewati banyak perubahan tanpa kehilangan pesonanya.
Bagi aku pribadi, setiap kali mencicipi John’s Bread, selalu ada rasa nostalgia — aroma telur dan daging yang menempel di roti, saus yang berbaur sempurna, serta kehangatan dari pedagang kaki lima yang dengan sabar membuatnya satu per satu. Makanan ini bukan cuma soal rasa, tapi juga tentang pengalaman dan cerita di balik setiap gigitan.
Jadi, kalau kamu belum pernah mencicipinya, jangan tunggu lama-lama. Cobalah buat sendiri di rumah atau kunjungi penjual John’s Bread terdekat. Siapa tahu, kamu bakal menemukan versi favoritmu sendiri.
Temukan Informasi Lengkapnya Tentang: Food
Baca Juga Artikel Ini: Potato Wedges: Camilan Gurih yang Tak Pernah Salah







