August 13, 2025
Soto ceker

Kalau ada satu kuliner yang selalu sukses bikin saya pulang kampung dengan perut bahagia, itu ya… soto ceker. Bagi sebagian orang, ceker ayam mungkin terlihat remeh. Tapi buat saya, ceker itu harta karun tersembunyi yang penuh rasa, apalagi kalau sudah diolah jadi soto yang gurih, hangat, dan harum rempahnya sampai bikin tetangga ngintip.

Saya masih ingat pertama kali makan Culinary soto ceker di warung kecil dekat terminal bus. Tempatnya sederhana, cuma meja kayu dan bangku panjang, tapi kuahnya… ya ampun, kaya rasa banget! Cekernya empuk sampai tulang-tulang kecilnya gampang dikunyah. Waktu itu saya sampai mikir, “Ini sih nggak bisa cuma satu mangkok.” Dan benar saja, akhirnya saya pesan dua.

Kelezatan Soto Ceker yang Susah Ditolak

Bikin Soto Kepala Ayam dan Ceker Buat Makan Siang Mudah Banget, Cuma Dibumbui Bawang Lezatnya Bikin Kalap - Kilat Kuliner

Buat yang belum pernah coba, soto ceker punya karakter rasa yang unik. Kuahnya biasanya lebih kental dibanding soto ayam biasa karena sari-sari tulang dan kulit ceker keluar saat direbus lama. Teksturnya juga beda — daging di ceker itu tipis, tapi rasanya gurih dan punya sensasi kenyal-kenyal yang bikin nagih Cookpad.

Bagi saya, salah satu momen paling nikmat adalah saat mencelupkan sambal rawit dan jeruk nipis ke kuah panasnya. Rasanya? Kombinasi pedas, asam, dan gurih yang nyaris sempurna. Apalagi kalau dimakan pas hujan deras, sambil nonton TV atau ngobrol santai sama keluarga.

Kenapa Soto Ceker Populer?

Ada beberapa alasan kenapa soto ceker jadi idola banyak orang:

  1. Harga terjangkau. Dengan modal ceker yang murah, orang bisa menikmati sajian enak tanpa dompet menjerit.

  2. Kaya rasa alami. Kaldu dari ceker itu gurih tanpa harus kebanyakan MSG.

  3. Sensasi makan yang unik. Ada kepuasan tersendiri menggerogoti ceker sampai bersih.

  4. Bisa dinikmati kapan saja. Sarapan? Cocok. Makan siang atau malam? Apalagi.

Saya pernah tanya ke penjual soto ceker langganan, katanya rahasianya ada di slow cooking. Ceker direbus lama sampai empuk dan bumbunya meresap. Jadi jangan heran kalau kuahnya bisa “nendang” rasanya.

Keunikan dari Kuliner Soto Ceker

Beda daerah, beda pula gaya soto cekernya. Di Jakarta, biasanya kuahnya kuning cerah dengan taburan bawang goreng melimpah. Di Jawa Tengah, kuahnya cenderung lebih bening tapi tetap gurih. Saya pernah coba versi Madura, kuahnya agak kental dengan aroma rempah yang lebih kuat.

Yang menarik, soto ceker juga sering dianggap comfort food. Banyak orang yang mengaitkannya dengan suasana rumah atau masa kecil, karena hidangan ini sering muncul di meja makan keluarga. Saya pribadi selalu merasa “pulang” setiap kali menyeruput kuah soto ceker, meskipun lagi jauh dari kampung halaman.

Resep Membuat Soto Ceker Empuk ala Warung Legendaris

Soto Sayap dan Ceker Ayam Praktis ala Rudy Choirudin - wongkito.co

Nah, ini dia yang sering bikin banyak orang penasaran: gimana caranya bikin soto ceker yang empuk dan gurih seperti di warung?

Bahan-bahan:

  • 1 kg ceker ayam, bersihkan dan buang kuku

  • 2 liter air

  • 5 lembar daun salam

  • 3 batang serai, memarkan

  • 4 lembar daun jeruk

  • 2 sdm minyak untuk menumis

Bumbu halus:

  • 8 siung bawang putih

  • 6 siung bawang merah

  • 5 butir kemiri, sangrai

  • 2 ruas kunyit, bakar

  • 1 ruas jahe

  • 1 sdm garam

  • 1 sdt merica bubuk

Pelengkap:

  • Tauge rebus

  • Daun bawang, seledri cincang

  • Bawang goreng

  • Sambal rawit

  • Jeruk nipis

Cara membuat:

  1. Rebus ceker ayam selama 15 menit, buang airnya untuk menghilangkan kotoran dan bau.

  2. Rebus kembali ceker dengan air baru, masukkan daun salam, serai, dan daun jeruk.

  3. Tumis bumbu halus sampai harum, lalu masukkan ke dalam rebusan ceker.

  4. Masak dengan api kecil selama 1,5–2 jam sampai ceker empuk dan kuah gurih.

  5. Sajikan panas dengan pelengkap sesuai selera.

Tips pribadi saya: tambahkan sedikit kaldu ayam kampung kalau mau rasa kuahnya lebih mantap. Oh ya, jangan buru-buru mengaduk saat menumis bumbu, biarkan minyaknya keluar supaya rasa lebih maksimal.

Daya Tarik Soto Ceker yang Bikin Balik Lagi

Buat saya, daya tarik soto ceker itu ada di kombinasi sederhana tapi penuh rasa. Bahannya nggak mewah, tapi proses masaknya penuh kesabaran dan cinta (ya, beneran). Dan setiap kali makan, selalu ada sensasi “memecahkan misteri” — dari mengisap tulang kecil sampai mengorek daging yang nempel.

Saya pernah iseng ngajak teman bule makan soto ceker. Awalnya dia agak jijik, tapi setelah gigitan pertama, dia malah minta tambah. Katanya, “It’s like chicken soup, but more fun to eat!” Nah, itu dia, soto ceker bukan cuma makanan, tapi pengalaman.

Lanjut: Tips Memilih Ceker Ayam yang Bagus untuk Soto

Kalau ngomongin soto ceker, bahan utamanya jelas… ceker itu sendiri. Dan percaya atau nggak, memilih ceker itu ada seninya. Saya dulu pernah salah beli ceker di pasar. Waktu itu saya asal ambil saja, yang penting banyak. Eh ternyata, cekernya keras, agak hitam di bagian sendi, dan waktu direbus malah jadi bau amis.

Nah, biar nggak mengulang kesalahan itu, ini tips yang saya pelajari:

  1. Pilih ceker yang warnanya putih bersih atau sedikit kekuningan. Hindari yang terlalu gelap atau ada bercak kebiruan, karena biasanya itu tanda udah lama disimpan.

  2. Kulitnya masih utuh. Ceker yang kulitnya terkelupas atau sobek biasanya kurang segar.

  3. Sendinya lentur. Kalau digerakkan terasa kaku, kemungkinan sudah beku terlalu lama.

  4. Beli dari penjual yang rajin membersihkan. Beberapa penjual di pasar sudah membuang kuku dan kotoran di sela-sela jari ceker, jadi kita nggak repot lagi di rumah.

Oh iya, kalau bisa beli ceker ayam kampung. Memang ukurannya lebih kecil dan agak mahal, tapi rasanya lebih gurih, dan teksturnya lebih mantap saat dimasak lama.

Variasi Soto Ceker dari Berbagai Daerah

Soto ceker itu unik karena setiap daerah punya versinya sendiri. Ini yang bikin saya nggak pernah bosen, karena tiap kali traveling, saya bisa nemuin rasa yang berbeda-beda.

  1. Soto Ceker Kuning (Jakarta dan Sekitarnya)
    Kuahnya kuning cerah dari kunyit, bumbunya wangi serai dan daun jeruk. Biasanya disajikan dengan bihun, kentang rebus, dan sambal pedas.

  2. Soto Ceker Bening (Solo, Boyolali)
    Ini favorit saya kalau lagi pengen rasa ringan tapi gurih. Kuahnya bening, tapi kaldu cekernya terasa banget. Dihidangkan dengan nasi putih dan sedikit kecap manis kalau mau.

  3. Soto Ceker Madura
    Nah, kalau ini lebih berbumbu. Kuahnya agak kental dan aromanya kuat rempah. Biasanya ada tambahan koya (serbuk kerupuk udang dan bawang putih goreng) di atasnya.

  4. Soto Ceker Santan (Kalimantan)
    Pernah saya coba waktu ke Banjarmasin. Kuahnya santan kental tapi nggak enek, karena diimbangi rempah yang banyak.

  5. Soto Ceker Pedas (Khas Jawa Barat)
    Cocok buat pecinta pedas. Sambalnya langsung dicampur ke kuah, jadi warnanya merah menggoda.

Saya jadi kepikiran, kalau bikin “tour kuliner” soto ceker keliling Indonesia kayaknya seru juga.

Tips Memasak Ceker Supaya Empuk dan Gurih

Salah satu tantangan bikin soto ceker itu tekstur. Kalau cuma direbus sebentar, cekernya bakal alot dan bikin sakit gigi. Tapi kalau direbus terlalu lama dengan api besar, malah kulitnya bisa hancur.

Berikut trik yang saya pakai:

  • Gunakan api kecil (slow cooking). Minimal 1,5 jam biar sari-sari tulangnya keluar sempurna.

  • Rebus dua kali. Rebus pertama untuk menghilangkan kotoran dan bau, buang airnya, lalu rebus lagi dengan bumbu.

  • Gunakan panci presto kalau mau cepat. 15–20 menit presto bisa bikin ceker empuk, tapi jangan terlalu lama supaya kulitnya nggak lepas.

  • Tambahkan sedikit jahe dan daun salam saat merebus. Ini bisa menghilangkan bau amis alami dari ayam.

Oh iya, saya pernah coba trik “overnight soaking” alias merendam ceker yang sudah direbus sebentar ke dalam kuah berbumbu lalu dibiarkan semalaman. Hasilnya? Besok paginya cekernya empuk dan bumbunya meresap sampai ke dalam.

Pengalaman Kocak Makan Soto Ceker

Saya mau cerita sedikit, mungkin Anda juga pernah ngalamin. Pernah suatu kali saya makan soto ceker di pinggir jalan. Lagi enak-enaknya menggerogoti ceker, eh tiba-tiba ceker yang saya pegang terpental karena licin kena kuah. Jatuhnya nggak tanggung-tanggung… nyebur ke mangkok sambal teman saya. Teman saya bengong, saya cuma bisa ketawa sambil minta maaf.

Itu momen yang bikin saya sadar, makan soto ceker memang ada tantangannya. Makannya pelan-pelan aja, apalagi kalau lagi di tempat umum. Kalau di rumah sih bebas, mau sampai tulang-tulang kecilnya habis juga nggak ada yang protes.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Pasta Sagu: Pengalaman Bikin, Tips Anti Gagal, dan Cerita Seru di Dapur disini

About The Author