June 2, 2025
Pembantaian Dukun Santet

Ada satu film horor lokal yang bikin gue kapok nonton tengah malam sendirian—judulnya Pembantaian Dukun Santet. Nama movie nya  aja udah brutal ya. Tapi serius, ini bukan horor ecek-ecek. Ini tipe film yang bikin lo mikir dua kali buat nyalain lampu kamar mandi jam 2 pagi.

Sebagai orang yang udah kenyang nonton film horor—dari yang Jepang, Korea, Hollywood, sampai lokal—gue pikir film ini bakal standar-standar aja. Tapi ternyata, ada yang beda. Ada rasa ‘raw’ yang bikin film ini lebih menyeramkan karena kedekatannya dengan mitos Indonesia.

Sinopsis Film Pembantaian Dukun Santet (Tanpa Spoiler Berat)

Film dukun santet "Khanzab" mengerikan, wajib ditonton - Berita Terkini  Yogyakarta - ANTARA News Yogyakarta

Jadi, ceritanya film ini berpusat di sebuah desa terpencil yang punya sejarah kelam. Dulu banget, desa itu dikenal karena banyak dukun santet yang berkuasa dan menebar teror. Tapi karena kekejaman mereka, akhirnya masyarakat marah dan melakukan semacam penghakiman massa—pembantaian besar-besaran terhadap para dukun santet antara news.

Beberapa dekade kemudian, sekelompok orang (anak muda kekinian yang nyasar ke desa itu, tentu saja) datang tanpa tahu sejarah kelamnya. Dan lo tau sendiri, kalau ada yang ngusik tempat terkutuk, ya tinggal nunggu waktu aja sampai teror dimulai.

Yang menarik, film ini punya dua lapisan cerita. Di satu sisi, ada teror mistis yang diciptakan oleh para dukun santet yang ‘belum selesai urusannya’, dan di sisi lain, ada konflik batin para karakter yang bikin kita makin merasa invested sama mereka.

Mengapa Pembantaian Dukun Santet Sangat Seram?

Ini dia bagian yang menurut gue paling patut dibahas. Karena seremnya tuh bukan hanya dari jump scare atau efek suara keras doang, tapi dari nuansa dan suasana.

  1. Kedekatan dengan realita lokal
    Kita tumbuh di Indonesia yang penuh cerita dukun, santet, dan segala hal gaib lainnya. Ketika film ini mengangkat tema itu dengan serius—tanpa lebay—itu kena banget di alam bawah sadar. Lo jadi mikir, “Eh, ini kejadian beneran gak sih?”

  2. Setting desa terisolasi
    Bukan cuma serem, tapi juga menimbulkan perasaan helpless. Tempatnya gelap, jauh dari kota, sinyal HP gak ada (standar horor ya, tapi tetap efektif), dan lo bener-bener bisa ngerasain atmosfer itu.

  3. Ritual dan visual disturbing
    Gue masih ingat ada adegan ritual pengusiran yang gagal dan malah membangkitkan sesuatu yang lebih jahat. Itu disturbing banget. Apalagi kalau lo orangnya visual banget, dijamin bakal keingat pas mau tidur.

  4. Pacing yang gak nanggung
    Film ini gak buang-buang waktu. Setelah pengenalan karakter, langsung dapet aksi. Tapi gak bikin capek juga, karena ada transisi halus dari drama ke horor. Seremnya tuh naik pelan-pelan, sampai akhirnya klimaks yang… yah, nanti gue bahas di bagian “part terseram”.

Keseruan Film Pembantaian Dukun Santet

Gue pribadi suka horor yang gak cuma bikin takut, tapi juga ada ceritanya. Dan itu yang bikin Pembantaian Dukun Santet beda.

  1. Karakter yang relatable
    Lo gak bakal nemuin karakter yang terlalu “suci” atau terlalu “jahat”. Semua punya sisi kelam dan trauma masing-masing. Bahkan beberapa karakter sempat bikin lo simpati… eh, ternyata dia malah nyebelin. Menarik, kan?

  2. Cinematografi gelap tapi jelas
    Ini penting buat horor. Banyak film horor lokal yang terlalu gelap sampai gak kelihatan apa-apa. Tapi film Pembantaian Dukun Santet berhasil menyeimbangkan tone gelap dengan visual yang masih bisa dinikmati. Kadang kayak nonton dokumenter mistis, tapi versi sinematik.

  3. Sound design-nya dapet banget
    Lo bakal ngerasain sendiri gimana suara-suara kecil, bisikan, atau bahkan silent moment justru bikin deg-degan. Gue sempet beberapa kali mencak-mencak ke TV, “Eh, jangan diem doang dong, bikin makin takut!”

  4. Twist kecil yang gak diduga
    Di tengah film, ada satu twist yang bikin gue bengong. Bukan twist gede ala Hollywood, tapi cukup untuk mengubah persepsi lo terhadap apa yang sebenarnya terjadi. Buat yang suka tebak-tebakan saat nonton, ini jadi nilai plus.

Part Terseram di Film Pembantaian Dukun Santet

Waduh… kalau ngomongin part terseram, jujur susah milih. Tapi ada satu adegan yang sampai sekarang masih bikin bulu kuduk naik kalau gue ke kamar mandi malam-malam.

ADEGAN SUMUR.

Gue gak mau spoiler berat, tapi ada satu karakter yang “terjebak” dan harus turun ke sumur tua yang katanya dulunya tempat ritual. Sepanjang adegan itu, gak ada musik keras, gak ada suara teriakan—cuma suara air netes, langkah kaki, dan napas gugup. Tapi ya ampun, itu lebih serem dari 10 jump scare gabungan.

Lalu tiba-tiba… something muncul. Tapi gak kayak biasanya. Dia gak muncul frontal, tapi perlahan. Yang lebih serem, reaksi si karakter—kayak udah pasrah. Di situ gue merinding total.

Pengalaman Menonton Pembantaian Dukun Santet (Sendiri dan Bersama Teman)

Pertama kali nonton, gue sendirian. Bodohnya, gue nontonnya jam 11 malam, dengan lampu kamar dimatiin. Awalnya santai, tapi pas masuk 30 menit pertama, gue udah mulai cari remote buat nge-pause. Bukan karena bosen—tapi karena ngeri.

Gue akhirnya matiin dan nonton lagi keesokan harinya, siang-siang, sambil nyeruput kopi. Tapi tetep aja… suasananya tuh nempel. Itu yang bikin film Pembantaian Dukun Santet keren. Dia meninggalkan rasa. Dan bukan rasa nyaman, tentunya.

Beberapa minggu kemudian gue rekomendasiin ke temen-temen. Kami nonton bareng di rumah. Reaksinya? Macam-macam. Ada yang tutup mata pakai bantal, ada yang diem aja tapi tangannya keringetan, ada juga yang sok kuat tapi kelihatan dari napasnya mulai berat.

Lucunya, abis filmnya kelar, kita bahas tentang dukun-dukun yang pernah kita denger dari cerita keluarga. Jadi kayak, “Wah ini mirip tuh ama cerita tante gue di kampung!” Nah, film Pembantaian Dukun Santet  tuh berhasil bikin kita connect dengan budaya horor lokal yang selama ini hanya disampaikan dari mulut ke mulut.

Pelajaran yang Dipetik: Horor Lokal Gak Kalah dengan Internasional

Review Film Pembantaian Dukun Santet: Sekadar Teror Tanpa Jiwa

Yang paling berkesan dari film Pembantaian Dukun Santet bukan cuma seremnya, tapi kesadaran bahwa horor lokal itu punya potensi gede banget. Cerita dukun, santet, penghakiman massa, ritual gaib—itu semua unik dan gak bisa ditiru oleh horor barat.

Pembantaian Dukun Santet buktiin kalau film horor Indonesia gak melulu harus tergantung jump scare dan hantu putih. Kengerian bisa datang dari sejarah kelam, kepercayaan yang masih hidup di masyarakat, dan suasana yang gak nyaman.

Dan buat lo yang suka nulis atau bikin konten, ini pelajaran juga: konteks lokal itu powerful. Bahkan buat horor.

Tips Menonton Film Pembantaian Dukun Santet (Supaya Gak Trauma Sendirian)

  1. Jangan nonton sendirian malam-malam. Gue udah coba, menyesal.

  2. Gunakan earphone atau sound system bagus buat merasakan suara detailnya.

  3. Kalau penakut, ajak temen yang bisa ‘pecahin suasana’.

  4. Simpan camilan, buat nenangin diri saat suasana makin tegang.

  5. Setelah nonton, jangan langsung tidur. Buka YouTube lucu dulu. Percaya, ini penting.

Worth It Gak Nonton Pembantaian Dukun Santet?

WORTH IT BANGET.
Kalau lo suka film horor yang bukan hanya serem tapi juga punya kedalaman cerita, ini salah satu pilihan terbaik dari film lokal. Dan lo gak akan cuma sekadar takut, tapi juga jadi mikir: Apakah masih ada cerita-cerita kayak gini di dunia nyata?

Dan yah… mungkin lo bakal nyalain lampu kamar terus selama seminggu.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Santet Segoro Pitu: Teror dari Laut Selatan yang Bikin Merinding Total disini

About The Author