June 2, 2025
Kelantan United

Ada satu momen yang nggak akan pernah saya lupakan. Waktu itu saya duduk di tribun stadion Sultan Muhammad IV, mengenakan jersey hijau-putih Kelantan United, suara ribuan suporter menggelegar… dan saya cuma bisa diam, merinding. Bukan karena dingin, tapi karena saya tahu—ini bukan sekadar pertandingan. Ini tentang harga diri, semangat, dan cinta pada tanah sendiri.

Sebagai seseorang yang sejak kecil mencintai sepak bola Malaysia, saya mengikuti perjalanan Kelantan United dari awal. Klub ini bukan nama besar seperti JDT atau Selangor FC, tapi justru itu yang bikin saya jatuh cinta. Mereka berjuang dari bawah, mereka tumbuh bersama rakyat, dan mereka mewakili harapan.

Sejarah Kelantan United: Dari Klub Lokal ke Panggung Nasional

Kelantan United raih kemenangan sulung - Utusan Malaysia

Kalau bicara sejarah Sports Kelantan United, rasanya kayak melihat kisah anak muda desa yang nekad merantau ke kota. Klub ini didirikan pada tahun 2016, awalnya dengan nama MPKB-BRI FC. Namanya aja sudah kelihatan, klub ini betul-betul lahir dari akar rumput, mewakili Majlis Perbandaran Kota Bharu – Bandar Raya Islam.

Beberapa orang mungkin menyepelekan klub baru seperti ini, apalagi kalau dibandingkan dengan klub-klub yang sudah berdiri puluhan tahun. Tapi siapa sangka, dengan kerja keras, MPKB-BRI FC berhasil naik ke Liga M3 (divisi ketiga saat itu) dan berubah nama menjadi Kelantan United FC.

Perubahan nama ini bukan cuma soal branding. Ini tentang ambisi. Tentang memperkuat identitas. Mereka bukan lagi sekadar klub kota, tapi wakil rakyat Kelantan yang siap bersaing di pentas nasional.

Tahun 2020 jadi titik balik penting, karena Kelantan United berhasil promosi ke Liga Premier Malaysia. Dan sejak itu, meski sering dipandang sebelah mata, mereka tetap bertahan, berkembang, dan bikin kejutan wikipedia.

Mengapa Kelantan United Dicintai Suporter? Ini Jawabannya

Saya pernah nanya ke seorang suporter tua yang tiap minggu datang ke stadion pakai motor bututnya. “Pak, kenapa suka banget sama Kelantan United?”

Dia jawab sambil senyum: “Sebab mereka macam anak sendiri. Kadang kalah, tapi tak pernah lupa nak berjuang.”

Dan dari situ saya ngerti, Kelantan United itu klub yang dekat dengan rakyat. Mereka bukan klub dengan dana melimpah atau sponsor besar. Tapi mereka konsisten. Mereka hadir di tengah masyarakat, ikut program sosial, dan benar-benar membuat fans merasa dilibatkan.

Supporter Kelantan United, yang biasa disebut KUFC Ultras, punya loyalitas luar biasa. Bahkan saat klub ini belum bermain di liga utama, mereka sudah ada. Mereka rela menyusuri jarak jauh, pakai bis, motor, bahkan konvoi mobil tua buat dukung klub kesayangan mereka.

Buat saya pribadi, cinta pada klub ini muncul karena satu hal: kejujuran semangat mereka. Mereka main nggak selalu menang, tapi kita bisa lihat mereka main dari hati.

Prestasi Kelantan United: Bukan Sekadar Skor di Kertas

Sekarang, mari kita bahas soal prestasi. Banyak yang bilang “Kelantan United belum juara apa-apa.” Tapi menurut saya, prestasi itu bukan cuma soal trofi.

Kelantan United pernah juara Liga M3 pada tahun 2019, yang jadi batu loncatan untuk masuk ke Liga Premier. Ini prestasi besar kalau kita tahu keterbatasan finansial klub ini. Nggak ada marquee player, nggak ada pelatih bintang. Semuanya dibangun dari bawah.

Lalu pada musim 2022, Kelantan United resmi promosi ke Liga Super Malaysia, level tertinggi di sepak bola Malaysia. Ini seperti mimpi yang jadi nyata.

Mereka memang belum bisa bersaing di papan atas, tapi kita lihat saja tekad mereka. Walaupun sering kalah, mereka tetap main lepas, tetap berusaha bikin bangga. Dan buat kami para fans, itu sudah cukup.

Skuad Kelantan United: Bukan Nama Besar, Tapi Penuh Potensi

Kelantan United Belanja Besar Kejar Sasaran 'Top 8' Liga Super

Saya masih inget waktu nonton pemain muda seperti Nik Akif Syahiran atau Haikal Nazri tampil penuh semangat di lapangan. Mereka bukan pemain yang punya ribuan pengikut Instagram atau kontrak mahal. Tapi mereka main dengan gairah, kerja keras, dan loyal pada klub.

Satu hal yang saya suka dari skuad Kelantan United adalah keberanian mereka kasih peluang pada pemain lokal muda. Mereka nggak tergantung sama pemain asing. Kalau pun ada, pemain asingnya biasanya dari negara-negara Asia Tenggara yang memang punya semangat sama.

Musim terakhir, Kelantan United juga merekrut beberapa nama pengalaman seperti Azwan Aripin dan Shahrul Nizam yang memperkuat lini belakang. Mereka mungkin nggak headline di media, tapi mereka fondasi tim ini.

Dan yang bikin saya bangga, banyak dari pemain ini adalah putra daerah. Jadi, ketika mereka main di lapangan, mereka membawa nama keluarga, kampung halaman, dan masa depan.

Pengalaman Menonton Kelantan United: Sebuah Ritual Emosional

Saya inget betul pertandingan yang bikin saya menangis—literally. Waktu itu mereka menang tipis 1-0 lawan PDRM di kandang. Gol semata wayang dari bola mati, selebrasi liar, dan sorakan tribun seperti gelombang tsunami.

Saya datang ke stadion dengan harapan kecil, tapi pulang dengan dada penuh bangga. Ada anak kecil di sebelah saya yang ikut nyanyi lagu chant “Kelate Ku Hebat”, suaranya cempreng tapi penuh semangat. Itu momen magis yang sulit dicerna oleh orang yang cuma nonton bola lewat skor.

Suasananya nggak bisa dibandingkan. Tribun terasa hidup, meski hanya berkapasitas kecil. Kita bisa kenal sama tetangga bangku, tukang jual kacang yang hafal semua pemain, sampai petugas tiket yang selalu senyum meski hujan turun deras.

Menonton Kelantan United bukan sekadar hiburan. Ini jadi ritual komunitas, jadi cara kami saling menyapa, bersatu dalam sorak sorai dan peluh.

Pelajaran yang Saya Dapat dari Kelantan United

Dari perjalanan Kelantan United, saya belajar satu hal penting: kemenangan itu bukan segalanya, tapi perjuangan tidak boleh berhenti.

Kelantan United bukan klub dengan modal besar, tapi mereka punya modal yang lebih penting—hati. Mereka mengajarkan kita tentang arti kesetiaan, tentang membangun dari bawah, dan tentang pentingnya hadir untuk komunitas.

Kalau kamu belum pernah nonton Kelantan United langsung, saya tantang kamu coba. Rasakan atmosfernya, duduk di tribun bersama orang-orang yang kamu nggak kenal tapi saling bersorak, dan kamu akan paham—kenapa klub ini begitu dicintai.

Karena pada akhirnya, klub bukan soal nama besar atau sejarah panjang. Tapi tentang bagaimana ia menyentuh kehidupan orang-orang kecil yang percaya pada mimpi besar.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Chanathip Songkrasin: Pemain Sepak Bola Thailand di Panggung Internasional disini

About The Author